Recent

Wednesday, October 26, 2011

Fatwa-fatwa para sufi

Fatwa Syaikh Hasan Basari RA
1. Seandainya tidak ada Wali Abdal niscaya bumi beserta isinya akan runtuh, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Wali Abdal itu berjumlah 40 orang laki-laki, 22 berada di negeri Syam, dan 18 orang berada di nagara Iraq, disaat salah satu dari mereka meninggal maka Allah Ta'ala memberikan penggantinya ketika datang suatu perintah Allah Ta'ala, maka mereka semua dimatikan, disaat itu datanglah hari Qiamat."
2. Seandainya tidak ada orang-orang shaleh niscaya orang-orang yang berbuat kemaksiatan akan celaka. Maka muliakanlah orang-orang yang shaleh, kapanpun dan dimanapun meraka berada.
3. Seandainya tidak ada Ulama' niscaya seluruh manusia akan berbuat (bertingkah) seperti binatang.
4. Seandainya tidak ada penguasa, niscaya sebagian rakyat akan merusak sebagian rakyat yang lain.
5. Seandainya tidak ada agin, niscaya segala sesuatu di bumi ini akan berbau busuk.

Fatwa Shahabat Ali Karamallahu waj-hah
Shahabat Ali Karamallahu waj-hah bersabda:
"Agama dan dunia tidak akan henti-hentinya berdiri tegak selama 4 perbuatan masih dijalankan, yaitu:
1. Selama orang tua tidak bakhil.
2. Selama para Ulama' mau mengamalkan ilmunya.
3. Selama orang-orang bodoh tidak takabur dari perkara yang tidak mereka ketahui.
4. Selama orang faqir tidak menjual akhiratnya (tidak meninggalkan agamanya untuk mencari dunia)."

Fatwa Syaikh Muhammad Bin Ahmad RA tentang Nabi Yahya AS
Muhammad Bin Ahmad RA mejelaskan firman Allah Ta'ala yang berbunyi:
"Menjadi pemimpin, orang yang banyak menahan diri, menjadi Nabi dari keturunan orang-orang shaleh."
Kemudian Syaikh Muhammad berkata:
Allah Ta'ala menyebut Nabi Yahya AS dengan nama Saiyid sedangkan ia adalah hamba Allah Ta'ala karena Nabi Yahya AS telah mampu mengalahkan empat perkara, yaitu:
1. Mampu mengalahkan hawa nafsunya.
2. Mampu mengalahkan iblis.
3. Mampu mengalahkan lisannya.
4. Mampu mengalahkan kemarahannya.

Fatwa Syaikh Ahnaf Bin Qais RA
Beliau berkata:
1. Tidak ada ketenangan bagi orang-orang yang hasud.
Sebagaimana fatwa Abdul Mu'thi As Salawya dari gurunya yang bernama Al Badar RA, yaitu bahwa orang yang hasud akan tertimapa lima kerusakan;
- Hina.
- Kesedihan yang berkepanjangan.
- Tidak mendapatkan pintu taufik.
- Mendapatkan musibah yang berkepanjangan yang tidak ada pahalanya.
- Mendapatkan siksa yang amat berat dari Allah Ta'ala.
Demikian juga Ali AL Mawardi berkata:
"Hakikat hasud ialah merasakan kesedihan yang amat sangat, sedangkan hakikat Al Munafasah ialah ingin memiliki keutamaan yang dimiliki orang lain."

2. Tidak mempunyai muru'ah (harga diri) bagi pembohong. Muru'ah ialah selalu menjaga sopan santun, perilaku baik sehingga tidak nampak kejelekan yang disengaja dan tidak berbuat kesalahan yang tercela.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barangsiapa bergaul dengan orang lain tanpa pernah mendzalimi mereka, bercerita kepada mereka tanpa membohongi mereka, berjanji kepad mereka tanpa pernah mengingkari maka ia tergolong orang yang sempurna muru'ahnya, jelas sifat keadilannya. sedangkan menjalin tali persaudaraan dengannya adalah suatu kewajiban."

3. Tidak ada rekayasa bagi orang yang bakhil.
Sedangkan batasan orang dermawan ialah menyerahkan sesuatu yang masih dibutuhkan ketika ada hajat dan mendatangkan kepada orang yng berhak menerimanya sekira ia mampu, maka orang yang berada pada batasan tersebut dinamakan karim (orang yang dermawan) sekaligus patut untuk dipuji. sedangkan orang yang tidak sampai pada batasan tersebut dinamakan bakhil sekaligus berhak untuk dicela.

4. Tidak ada keinginan untuk memenuhi janjinya bagi para penguasa, karena mereka tidak memliki rasa malu dan takut terhadap rakyat.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Ada dua golongan dari umatku jika mereka baik maka umat akan baik, yaitu pemerintah dan Ulama'."

5. Tidak ada kehormatan bagi orang yang berakhlak buruk, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Akhlak yang buruk adalah suatu kejelekan sedangkan sejelek-jeleknya kalian adalah orang yang paling buruk akhlaknya."
"Sesungguhnya akhlak yang buruk dapat merusak amal sebagaimana cuka yang dapat menghilangkan manisnya madu."


6. Tidak ada yang mampu menghindar dari takdir Allah Ta'ala.

0 komentar:

Post a Comment