Recent

Friday, February 12, 2010

Arti Tasauf / Tasawuf

Bismillahi Ar Rahmaani Ar Rahiimi.


Sebelum abad kedua Hijriyah, mulailah terdengar kata-kata "Tasauf".

Menurut penyelidikan yang seksama, ahli kebatinan yang mula-mula sekali digelari orang "shufi" ialah Abu Hasyim dari kaufah yang meninggal dunia pada tahun 150 H (761 M). kehidupan sehari-hari Abu Hasyim memang mencontoh kesederhanaan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, tidak memperdulikan ikatan-ikatan kemegahan dan kemewahan duniawi, yang batasnya tidak ada, kecuali didalam hati itu sendiri.

Banyak pendapat tentang arti dari kalimat tasauf itu. para ahli penyelidik bangsa eropa pun tidak kurang giatnya menyelidiki hal itu, bahkan konon penyelidikan mereka tentang kehidupan tasauf Islam melebihi dari pada penyelidikannya atas cabang-cabang ilmu ke-Islaman yang lain.

Ada yang berkata bahwasannya kalimat tasauf itu diambil pada kata Shafw, artinya bersih, atau shafaa, artinya bersih juga.

Ada juga yang berpendapat bahwasannya kalimat tasauf itu diambil dari kata "shuffah", yaitu suatu kamar disamping masjid Rasulullah SAW di Madinah, yang disediakan buat sahabat-sahabat rasulullah SAW yang miskin, tetapi kuat imannya, yang makan minum mereka ditanggung oleh orang-orang yang mampu dalam kota Madinah. banyaklah sahabat utama yang pernah tinggal di tempat itu, seperti Abu Dardak, Abu Zarr, Abu Hurairah dan lain-lain.

Ada juga pendapat yang mengambil tasauf dari kata "shaff" yang berarti barisan-barisan shaf seketika sembahyang. sebab orang-orang yang kuat imannya dan murni kebatinannya itu, biasanya sembahyang memilih shaf yang pertama.

Ada pula yang mengambil sandaran pada kalimat "shaufanah" yaitu sebangsa buah-buahan kecil berbulu-bulu yang banyak tumbuh di padang pasir tanah Arab, sebab pakaian kaum shufi itu berbulu-bulu sebagaimana buah itu.

Tetapi para peneliti barat seperti Von Harmer mengeluarkan pendapat yang lebih baru. kata mereka, kalimat tasauf itu diambil dari dua kata Yunani, yaitu THEO dan SOFOS. Theo artinya Tuhan, dan Sofos artinya Hikmat, jadi artinya adalah Hikamat ke-Tuhanan (Al Hikamatul Ilahiyah). sebab kata mereka buah pikiran yang telah kitaterangkan panjang lebar diatas tadi, banyak sekali pengaruh filsafat yunani, terutama neo platonisme mempengaruhi jalan pemikiran alam Islami. jadi kalimat itu bukanlah asli bahasa arab, melainkan bahasa yunani yang telah di arabkan.

Tapi sandaran-sandaran ini tidak ada yang mengena sama sekali, sebab kalau sekiranya hendak kita pakai kiasan aturan saraf (tata bahasa) Arab. jika kita katakan shafw, hendaknya penisbahannya dikatakan shafawi, bukan shufi. jika kita ambil dari kata shuffah, maka penisbahannya suffi (dengan tasydid huruf f). lebih-lebih jika kita ambil dari shuffanah, tentu penisbahannya bukan shufi, akan tetapi shufani.

Sekarang, bertambah jauh lagi jika kita ambil dari gabungan kata Theo dan Sofos. sebab sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan yunani dalam kalangan bangsa Arab di saman Al-Ma'mun, Abu Hasyim yang meninggal dunia di tahun 150 H (761 M), telah digelari orang sebagai shufi. adalah Al-Kindi, seorang failasoof yunani, buah tangan dari Plato, Aristoteles dan ajaran Neo platonisme, tentu saja lebih patut digelari shufi (jika sekiranya kata-kata ini diambil dari bahasa yunani. tetapi Abu Hasyim lebih dulu terkenal dengan gelar shufi-nya, dari pada Al-Kindi dengan gelar Failasoof arab-nya.

Kalimat tasauf tetaplah sebagai suatu pengambilan bahasa yang disebut dalam ilmu saraf "bab tafa'ul", yang memfaedahkan bagi shairurah. Tashawwafa, yatashawwafu, tasshawwufan. Tashawwafa'al rajulu (seorang laki-laki telah mentaswwuf, artinya telah berpindah dari kehidupan biasa kedalam kehidupan shufi).

Sebagaimana di dalam tiap-tiap cabang pengetahuan, ahlinya memberi batas (istilah) suatu kata-kata di dalam batasnya yang tentu maka dalam kalangan tasawwuf-pun demikian halnya. kaum shufi telah memberikan beberapa kaidah yang mereka pilih sendiri tentang maksud yang terkandung dalam kalimat tasauf itu.

Basyr bun Al Harits, Al hafi memberi arti tentang tasauf itu:
"Ash-Shufi man shafaa qalbuhu lillahi" (seorang shufi ialah yang telah bersih hatinya, semata-mata hanya karena Allah SWT).
Abu 'Ali Al-Ruzbari, berkata; "seorang shufi ialah yang memakai kain shuf untuk membersihkan jiwa, memberi makan hawanya dengan kepahitan, meletakkan dunia dibawah tempat duduknya, dan berjalan (suluk) menurut contoh Rasulullah SAW"
Shal bin 'Abdullah Al-Turturi, berkata: "orang shufi ialah yang bersih dari pada kekeruhan, penuh dengan fikiran, putus dengan maunsia karena menuju Allah SWT, dan sama baginya harga emas dengan harga pasir".
Ma'ruf Al-karakhi, berkata: "tasawwuf ialah mengambil hakikat, dan putus asa dari apa yang ada dalam tangan sesama makhluk".
Abu Muhammad Al-Jurairai, berkata: "tasauf ialah masuk kedalam budi menurut contoh yang diwariskan oleh Rasulullah SAW dan keluar dari budi yang rendah".
Ruaim, berkata: "tasauf ditegakkan atas tiga perangai. berpegang teguh pada kefakiran, membuktikan kesanggupan berkurban dan meniadakan diri, meninggalkan banyak kepentingan dan banyak pilihan".
Junaid, berkata: "tasauf ialah ingat kepada Allah SWT walaupun dalam beramai-ramai, rindu kepada Allah SWT dan sudi mendengarkan, dan beramai dalam lingkungan mengikuti contoh yang telah diwariskan Raslullah SAW".

Alangkah jauhnya simpang jalan yang kita pilih dengan yang mereka ilih. kita hendak mengupasnya dari segi ilmu pengetahuan, mencari asal usul pengambilan bahasa yang mereka pakai, sandaran logatnya. tetapi bagi mereka bukanlah itu yang penting. tasauf memanglah begitu keadaannya. dia lebih banyak bergantung kepada perasaan, kepada Zauq. dan memang begitulah umumnya perasaan itu, dapat dirasakan dengan halus, tetapi tidak dapat dipegang barangnya dan tidak dapat ditentukan tempatnya. dalam segala ta'rif atau definisi yang mereka kemukakan, adalah penuh perasaan yang tinggi, penuh keindahan dan budi. penuh rasa ni'mat yang dialami jiwa karena Fanaa, atau lenyapnya diri sendiri dari yang lain dan tenggelam pada sebuah rasa yang berdekatan dengan Tuhan.

Dan sebagai kesimpulan dari semau itu, Al-Junaid, yang terhitung sebagai salah seorang imam besar dalam hal tasauf mengemukakan lagi arti tasauf. "tasauf ialah membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan kelemahan pengaruh budi asal kita (insting), memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, dan bergantung kepada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasehat kepada sesama umat manusia, memegang teguh janji dengan allah SWT dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syari'at".

0 komentar:

Post a Comment